
Artikel Indonesia
DJP menggunakan benchmarking industri untuk menilai kewajaran laba. Jika margin laba perusahaan jauh di bawah rata-rata, maka dianggap ada indikasi penghindaran pajak.
Studi Kasus:
Sebuah perusahaan e-commerce unicorn melaporkan omzet Rp 15 triliun, namun laba bersih hanya Rp 200 miliar (margin 1,3%). DJP membandingkan dengan rata-rata industri 5–8% dan menduga adanya pengalihan biaya ke luar negeri. Pemeriksaan menghasilkan koreksi laba Rp 2 triliun.
Pelajaran: laporan keuangan harus memperhatikan benchmarking industri. Rahayu & Partner membantu perusahaan melakukan analisis industri sebelum menyampaikan SPT.
English Version
The DGT benchmarks industry margins to assess fairness. Extremely low profit margins often trigger audits.
Case Study:
An Indonesian e-commerce unicorn reported IDR 15 trillion revenue but only IDR 200 billion net profit (1.3% margin). The DGT compared industry averages of 5–8% and suspected cross-border cost shifting. The audit resulted in IDR 2 trillion adjustments.
Lesson: Financial reports must align with industry benchmarks. Rahayu & Partner assists companies in conducting pre-filing benchmarking analysis.
Komentar Anda