
PENDAHULUAN
Saat ini, organisasi/ perusahaan berkompetisi tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga di tingkat global. Maka, untuk meningkatkan kinerja keunggulan bersaing di pasar, diperlukan kemampuan sumber daya, diantaranya peran teknologi (tren digital dan kecanggihan teknologi internet on-line), termasuk upaya antisipasif ataupun penyesuaian terhadap perubahan lingkungan (makro dan mikro). Untuk itu, pengetahuan secara implisit/intuisi ataupun eksplisit/rasional harus dikuasai dengan dukungan keberadaan struktur, ketersediaan proses, dan cakupan luaran yang relavan. Semua ini sangat berkaitan dengan pemahaman kompleks, dinamis, dan berpeluang melalui tahapan analisis, sintetis, desain, dan kontrol.
Dalam hal ini, kemampuan mengintegrasikan alat fungsional manajemen dalam organisasi/perusahaan juga diperlukan. Jadi, manajemen keuangan, manajemen pamasaran, manajemen produksi dan operasi, serta penelitian dan pengembangan (litbang) sumber daya manusia (SDM) penting sebagai perangkat analisis ataupun bahan pembelajaran dalam membuat pilihan strategis yang paling sesuai dengan kondisinya, baik secara maksimum (efesien, efektivitas, dan nilai tambahan) maupun kompromi (parsial) yang berorientasi jangka panjang tanpa mengabaikan faktor internalnya. Hal tersebut dapat memunculkan keberhasilan ataupun kegagalan organisasi/perusahaan dalam memodifikasi kondisi yang ditemui sesuai nilai kegiatan, identifikasi biaya, dan keterkaitannya secara berkesinambungan (perbaikan/peningkatan besar atau kecil dan pencapaian terbaik). Karena itulah, aspek organisasi dan daya saing, pola pikir strategik, konsep dan penyusunan strategi serta manfaat manajemen strategik sebagai bagian proses berpikir strategik (pilihan dan isu) dan bertindak nyata ( arah dan pengembangan) dalam merencanakan sesuatu kegiatan.
Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Oraganisasi
Perlu dipahami. Singkatnya, tahapan kerja yang dimaksud dimulai dari indentifikasi kebutuhan kegiatan (kondisi saat ini) sampai dengan aspek pelaksanaan terintegrasi (kondisi ideal dan rekomendasi).
Organisasi dan Daya Saing
Organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama dan sepakat bekerja sama untuk mencapai tujuan-tujuan yang diterapkan. Berdasarkan definisi tersebut, karakteristik sebuah oraganisasi adalah memiliki tujuan yang berbeda dari organisasi yang lainnya, berisi orang-orang yang sepakat terhadap tujuan, dan ada pembagian tugas yang tercermin dalam sebuah struktur. Dalam literatur manajemen, secara umum pengertian organisasi banyak dikemukakan oleh para ahli, di antaranya Webster yang mendefinisikan organisasi sebagai suatu struktur eksekutif dari bisnis atau sebagai suatu keseluruhan termasuk di dalamnya fasilitas, material, dan orang depan perilakuanya, yang diatur menurut posisi berdasarkan tugas atau pekerjaan yang ditetapkan.
Pada zaman modern ini, keberadaan organisasi sangat diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan bersama secara berfisien di tengah situasi yang semakin kompleks. Keberadaan oraganisasi memungkinkan pencapaian tujuan-tujuan yang sulit dicapai oleh individu secara perorangan menjadi lebih muda karena adanya kerja sama antarindividu yang memungkinkan terjadinya sinergi antarpotensi individual. Sinergi adalah akumulasi kekuatan kelompok yang besarnya melebihi penjumlahan masing-masing individu jika bekerja secara sendiri.
Saat ini dikenal beragam sifat organisasi menurut tujuan masing-masing orang yang berhimpun dalam organisasi tersebut, yaitu organisasi bisnis yang ditunjukkan untuk pencapaian laba dari pemilik atau pemegang saham; organisasi sosial seperti Yayasan, Lembaga, Swadaya Masyarakat (LSM) atau organisasi masa yang ditunjukkan untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat sosial; dan organisasi perintahan.
PENDAHULUAN
Yang berbentuk departemen ataupun badan serta organisasi politik yang ditunjukkan untuk memperjuangkan aspirasi konstituennya dalam dunia politik.
Setiap organisasi, baik organisasi yang bersifat profit seperti perusahaan maupun oraganisasi yang bersifat non-profit seperti organisasi massa, yayasan, dan lain-lainnya tentu menginginkan adanya pertumbuhan dan kerberlanjutan dalam setiap aktivitasnya. Perusahaan-perusahaan, baik dalam skala kecil, menengah maupun besar, tentu ingin terus meningkatkan keuntungannya, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai dan melakukan eskpansi bisnisnya menjadu lebih besar lagi.
Meskipun hampir seluruh organisasi di dunia menginginkan keberkelanjutan, sayangnya tidak semua organisasi mampu menciptakan pertumbuhan dan mempertahankan keberlanjutan aktivitasnya. Hanya sedilit perusahaan besar yang hidup walaupun hanya setengah dari umur manusia. Dalam tahun 1983, survei Royal Dutch/Shell menemukan bahwa sepertiga dari perusahaan menurut uraian 500 perusahaan versi fortune dalam tahun 1970 telah lenyap. Shell memperkirakan bahwa rataan masa hidup perusahaan besar kurang dari 40 tahun.
Secara alamiah organisasi pasti mengalami siklus hidup (Gambar 1.1) yang dapat digambarkan sebagai daur hidup organisasi terlihat adanya organisasi terlihat adanya organisasi yang mampu memperpanjang kehidupannya dan yang tidak mampu bertahan, serta organisasi yang mampu hidup sampai ratusan tahun, di samping yang gagal mempertahankan eksistensinya sebelum masa pertumbuhan dimulai. Untuk itu, diperlukan penelitian dan pengembangan (litbang) yang berkesinambungan.
Manajemen Strategik Dalam Pengembangan Daya Saing Organisasi
Banyak hal yang menyebabkan suatu perusahaan gagal, baik karena faktor internal seperti buruknya manajerial perusahaan, ketersediaan modal yang terbatas, kurangnya daya inovasi, dan lain sebagainya maupun faktor eksternal seperti situasi persaing yang sangat tinggi yang tidak mampu dihadapi, perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis yang tidak dapat diantipasi, dan lain sebagainya. Pertumbuhan, keberlanjutan ataupun kejatuhan sebuah organisasi saat ini bukan lagi sekedar disebabkan oleh persoalan-persoalan teknis semata. Persoalan strategik sering kali memainkan peranan nyata dalam pertumbuhan maupun kejatuhan organisasi/perusahaan.
Pada abad ke-21, ketika masing-masing negara di bumi ini sudah tidak memiliki batas ruang dan waktu, kecenderungan orientasi bisnis mengalami perubahan-perubahan yang fundamental, yang diperlihatkan dengan mengalirnya investasi ke tempat yang paling menguntungkan. Jika sebelumnya produsen dapat memaksakan kehendaknya kepada konsumen, yang terjadi selanjutnya adalah sebaliknya, konsumen memaksakan kehendaknya kepada produsen.
Saat ini, produsen dipaksa membuat produk yang sesuai dengan nilai dan keinginan konsumen. Keberadaan organisasi di zaman ini sangat ditentukan oleh kemampuan memenuhi kebutuhan konsumen secara memuaskan dari segi ketersediaan, harga, ketepatan pengiriman.
PENDAHULUAN
Dan mutu. Padahal permintaan konsumen saat ini cenderung semakin kompleks seiring dengan semakin banyaknya alternatif yang tersedia dipasar. Organisasi bisnis yang gagal membangun loyalitas konsumen nya akan sulit menjaga keberlanjutannya.
Situasi persaingan yang begitu tinggi saat imi telah memaksa perusahaan untuk lebih meningkatkan daya saingnya hingga mencapai tingkatan superior competitive advantage diantaranya pesaing-pesaingnya. Hal lainnya, perusahaan dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas dalam usaha memuaskan kebutuhan konsumennya. Selain itu, pada saat yang sama, perusahaan juga bertanggung jawab pada profitabilitas yang memadai guna memuaskan para pemegang sahamnya. Dalam situasi ini, perusahaan dituntut untuk senantiasa sadar dan berusaha memahami perubahan-perubahan yang terjadi pada struktur pasar dan persaingan yang tengah dihadapi (fundamental), inkremental, atau radikal) sehingga upaya untuk memuaskan konsumen dan pemegang saham dapat dilakukan secara simultan.
Menyerahkan tanggung jawab pendapatan sepenuhnya pada bagian pemasaran saat ini dianggap telah ketinggalan zaman karena seorang pemasar tidak akan mampu berbuat berbuat banyak dalam meningkatkan nilai produknya di mata konsumen jika bagian pembelian, bagian litbang, bagian produksi, dan bagian-bagian lainnya tidak terlibat secara intensif. Saat ini, produk-produk yang membanjiri pasar begitu variatif dan umumnya memiliki siklus hidup yang pendek. Pada saat ini kemunculan produk baru selalu diikuti oleh kemunculan produk-produk baru lain yang memiliki keunggulan lebih baik dalam waktu relatif singkat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa daya saing produk dipasar sangat ditentukan oleh hasil kerja sama semua bagian dalam perusahaan secara terpadu. Dalam hal ini konsep value chain memiliki relavansi dalam implementasi strategi, sebagai upaya untuk mengidentifikasikan kompetensi langka yang didukung oleh keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimilikinya.
MANAJEMEN STRATEGIK DALAM PENGEMBANGAN DAYA SAING ORGANISASI
Banyak perusahaan mengalami kepanikan ketika menghadapi situasi persaingan yang sangat tinggi karena tantangan bisnis yang dihadapi saat ini jauh lebih besar dari yang pernah dihadapi dimasa lalu. Globalisasi ekonomi, yang membuat produk barang ataupun jasa mengalir secara bebas antarnegara telah memberikan tekanan lebih tinggi kepada perusahaan-perusahaan untuk memliki daya saing. Untuk itu, diperlukan pendekatan manajemen strategik, yaitu pendekatan manajerial yang komprehensif dan berorientasi jangka panjang dalam mengelola pertumbuhan perusahaan ditengah situasi persaingan yang mengandung risiko dalam suasana ketidakpastian sehingga mampu bertahan dan berkembang secara berkelanjutan. Proses manajemen strategik membantu perusahaan mengindefikasikan apa yang ingin dicapai dan bagaimana mencapai hasil kerja yang bernilai sesuai dengan faktor pendorong (sumber daya alam, manusia, dan buatan) dan faktor penarik (pembelian dan lembaga keuangan).
POLA PIKIR STRATEGIK
Manajemen strategik sebagai suatu konsep yang kontinu dan interatif dalam mencapai tujuan organisasi yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang dihadapinya. Oleh karena itu, manajemen strategik dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kegiatan yang menjanjikan dan berfokus pada sumber daya (alam, manusia, buatan) untuk pengembangan jangka panjang serta menguntungkan. Sebagai ilusrasi, dengan meningkatkanya sumber daya yang dilokasikan ke suatu jarinan bisnis, kekuatannya dapat ditujukkan dalam bentuk superioritas teknologi, biaya rendah, atau posisi pasar yang kuat.
Kompetisi bisnis di masa mendatang akan diwarnai dengan perubahan kompleks dari berbagai kombinasi faktor politik, ekonomi, sosial, dan budaya, disamping pengaruh dari faktor pelaku bisnis yang bersangkutan. Bila tidak disadari, cepat atau lambat hal ini akan membuat pelaku bisnis ditingkat lokal ataupun global di
PENDAHULUAN
Berbagai sektor ekonomi tersudut dibandingkan persaingnya dalam memperebutkan konsumen yang tersegmentasi.
Sebagai ilustrasi, untuk memenangkan persaingan bisnis pada kondisi pasar yang semakin tersegmentasi kecil, para pelaku bisnis dituntut untuk melakukan berbagai upaya, baik melalui penanganan produk secara nyata (perbaikan dan peningkatan mutu, layanan informasi, kerja sama dengan pihak terkait, diversifikasi pasar, promosi, dan lain-lain) maupun penerapan pola pikir terpadu (Gambar 1.2) untuk mendeteksi lebih dini gangguan yang akan terjadi pada bisnis yang berjalan, tanpa harus mengganggu keseluruhan sistem. Hal ini menunjukkan pentingnya penanganan metode terpadu yang didukung oleh perangkat analisis data/informasi yang tepat, akurat, dan andal untuk memproses penganalisian dan pengambilan keputusan.
Pola pikir strategik mengajak pimpinan perusahaan atau bisnis nya berdiri sendiri dan terpisah dari lingkungannya karena pertumbuhan dan berkerlanjutan bisnisnya bergantung dan kemampuan mengenali lingkungan yang dihadapi dan gantung pada kemampuan mengenali lingkkungan yang dihadapi dan perumusan serangkaian tindakan strategik untuk dapat memanfaatkan peluang yang tersedia dan menghindari ancaman yang datang. Dengan
MANAJEMEN STRATEGIK dalam PENGEMBANGAN DAYA SAING ORGANISASI
Pola pikir strategik, pengelola organisasi didorong untuk melihat ke depan mengenai apa yang diinginkan terjadi pada organisasinya dan sejauh nasa organisasi diharapkan dapat bertumbuh.
Ilustrasi berikut menggambarkan pola pikir strategik dan pemetaran kemampuan yang harus dimiliki masing-masing bagian dalam organisasi. Gambaran mengenai organisasi yang menerapkan strategi secara benar ibarat makhluk hidup yang senantiasa mengalami pertumbuhan dan perkembangan secara sistematik, seimbang, dan dinamis.
Gambar 1.3 di atas menjelaskan bahwa organisasi hari ini selalu terkait dengan masa lalunya, dan dengan pendekatan manajemen strategik, masa lalu dan masa kini dipandang sebagai modal untuk pertumbuhan di masa depan. Dalam pendekatan strategik, masa memberikan pengalaman pembelajaran (learning experrience dan lesson learned) yang berguna untuk menyisiati masa depan organisasi.
Jika diibaratkan sebagai manusia, organisasi yang berdaya sainng harus memiliki kemampuan-kemampuan dasar yang dibutuhkan untuk menghadapi persainnganya secara komprehensif. Kemampuan-kemampuan tersebut adalah kemampuan strategi, kemampuan sintetis, kemampuan organisasi, kemampuan komunikasi, kemampuan negoisasi, kemampuan presentasi, dinamis, dan ketangguhan.
Kemampuan-kemampuan dasar sebagai prasyarat untuk membangun daya saing organisasi dapat dikembangan secara bertahap melalui proses pembelajaran organisasi. Dengan kata lain, daya saing organisasi dapat dikembangkan secara optimal jika organisasi mampu mengubah dirinya menjadi organisasi pembelajar (learning organization). Gambar 1.4 memberikan ilustrasi kemampuan-kemampuan dasar apa perlu dimiliki suatu oraginsasi untuk mengembangkan daya saingnya.
Kemampuan pembelajaran dalam organisasi adalah faktor krusial yang memungkinkan organisasi bertumbuh dengan baik. Ketidakmampuan belajar dalam organisasi akan menyebabkan organisasi mengalami stagnasi karena tidak mampu mengembangkan inovasi.
PROSES MANAJEMEN STRATEGIS
Manajemen strategis adalah keputusan dan tindakan manajerial terkait dengan kinerja jangka panjang organisasi. Manajemen strategis mencakup semua fungsi dasar manajemen, yaitu mulai dari merencanakan, mengorganisir, melaksanakan, dan mengendalikan strategi.
Manajemen strategis berperan penting dalam meningkatkan kinerja organisasi. Melalui strategi yang terancang dengan baik, perusahaan dapat meningkatkan laba, menguasai pangsa pasar, menciptakan keunggulan kompetitif, serta meningkatkan kemakmuran atau hasil pengembalian bagi pemegang saham.
Manajemen strategis, sebagai sebuah proses yan berkerlanjutan, terdiri atas sembilan langkah berikut :
Langkah 1 Mengembangkan visi yang jelas, lalu menterjemahkannyake dalam pernyataan misi yang
Penuh makna
Langkah 2 Menilai kekuatan serta kelemahan perusahaan.
Langkah 3 Mengamati lingkungan sekitar untuk mengetahui peluang serta ancaman yang
Akan kemungkinan dihadapi perusahaan.
Langkah 4 Mengidentifikasi faktor-faktor keberhasilan kunci perusahaan.
Langkah 5 Menganalisis persaingan.
Langkah 6 Menyusun sasaran dan tujuan perusahaan.
Langkah 7 Merumuskan berbagai alternatif strategis dan memilih strategi yang tepat.
Langkah 8 Menterjemahkan rencana strategis ke dalam rencana tindakan.
Langkah 9 Menentukan pengendalian yang tepat.
Kesembilan langkah di atas merupakan proses perencanaan untuk mengembangkan hingga mengendalikan strategi bisnis. Berikut adalah hal-hal yang perlu diperhatikan didalam mendesain model bisnis yang kompretitif dan menyusun rencana strategis yang solid.

Komentar Anda