
Artikel Indonesia
Thin capitalization terjadi saat perusahaan terlalu banyak dibiayai utang dari afiliasi, sehingga bunga pinjaman menggerus laba kena pajak. DJP biasanya membatasi rasio utang terhadap modal (DER) untuk mencegah penghindaran pajak.
Studi Kasus:
Sebuah perusahaan energi multinasional memiliki utang afiliasi USD 2 miliar dengan bunga 9% per tahun, padahal DER sudah melampaui ketentuan 4:1. DJP melakukan pemeriksaan dan menolak bunga pinjaman USD 150 juta sebagai biaya. Koreksi pajak Rp 2 triliun dikenakan.
Pelajaran: struktur pembiayaan lintas negara harus sesuai aturan DER. Rahayu & Partner membantu analisis perbandingan dan dokumentasi pinjaman afiliasi.
English Version
Thin capitalization arises when companies rely heavily on affiliate loans, eroding taxable income through interest payments. The DGT enforces debt-to-equity ratio (DER) limits to counter this.
Case Study:
A multinational energy firm had USD 2 billion in intra-group loans with 9% interest, breaching Indonesia’s 4:1 DER rule. The DGT rejected USD 150 million in interest deductions, leading to IDR 2 trillion in adjustments.
Lesson: Cross-border financing must respect DER limits. Rahayu & Partner advises on structuring loans to ensure compliance and avoid disallowance.
Komentar Anda