Contact Whatsapp085210254902

Sang Bendahara dan Istana yang Runtuh"

Ditulis oleh Administrator pada Selasa, 25 Februari 2025 | Dilihat 262kali
Sang Bendahara dan Istana yang Runtuh

"Sang Bendahara dan Istana yang Runtuh"

Di sebuah kerajaan kecil yang terkenal dengan keahlian pandai besinya, hiduplah seorang perempuan bernama Dewi. Sejak muda, ia bekerja di gudang emas kerajaan, tempat semua logam mulia untuk membuat pedang, perisai, dan kereta perang disimpan.

Selama 30 tahun, Dewi menjadi salah satu orang kepercayaan istana. Ia tahu setiap jalur emas yang keluar dan masuk, mengenal siapa saja yang bertugas di gudang, dan paham bagaimana raja tidak selalu memeriksa detail laporan keuangan.

Namun, di balik loyalitas yang terlihat, Dewi dan kelompoknya perlahan-lahan mulai mengambil emas sedikit demi sedikit. Tidak banyak, hanya beberapa keping di sana-sini, cukup kecil agar tidak menarik perhatian. Mereka membentuk jaringan rahasia yang selama bertahun-tahun berhasil menyedot harta kerajaan tanpa ada yang sadar.

Kedatangan Sang Konsultan Baru

Suatu hari, raja merasa bahwa emas di gudangnya mulai berkurang tanpa sebab yang jelas. Maka, ia memanggil seorang penasihat keuangan—seorang konsultan yang dikenal jujur dan tajam dalam melihat kejanggalan.

Sang Konsultan mulai memeriksa laporan-laporan lama. Ia membandingkan catatan pengeluaran dan pemasukan, menghitung ulang stok emas yang tersisa, dan mulai menemukan sesuatu yang tidak masuk akal.

Konsultan: "Bagaimana mungkin dalam catatan ini, jumlah emas yang dipesan untuk membuat 100 pedang sama dengan jumlah emas yang dipesan untuk hanya 50 pedang? Ke mana sisa emasnya?"

Dewi dan kelompoknya mulai panik. Mereka sadar bahwa jika dibiarkan, konsultan ini akan menemukan seluruh skema mereka. Maka, mereka mulai menyusun rencana untuk menjatuhkannya sebelum semuanya terbongkar.

Konspirasi dan Fitnah

Dewi tahu bahwa raja sangat percaya padanya karena ia sudah bekerja di kerajaan selama puluhan tahun. Ia mulai menyebarkan fitnah bahwa sang konsultan bukanlah orang yang bisa dipercaya.

Dewi (kepada raja): "Yang Mulia, saya mendengar kabar bahwa sang konsultan punya niat buruk. Ia ingin mengambil alih posisi kami dan mendapatkan bagian dari harta kerajaan. Bukankah aneh jika baru datang beberapa bulan tapi sudah menuduh kami macam-macam?"

Para pengikut Dewi juga mulai menyebarkan gosip bahwa konsultan tersebut berusaha memecah belah kerajaan dan hanya mencari keuntungan sendiri.

Raja, yang sudah lama percaya pada Dewi, mulai ragu.

Raja (dalam hati): "Dewi telah setia kepadaku selama 30 tahun. Bagaimana mungkin dia berbohong? Mungkin konsultan ini memang punya niat lain..."

Akhirnya, raja mengusir sang konsultan dari kerajaan, menghentikan penyelidikan, dan mengembalikan semua kendali keuangan kepada Dewi dan kelompoknya.

Dewi menang. Ia berhasil menghilangkan ancaman sebelum rahasianya terbongkar.

Akhir yang Tak Terhindarkan

Tahun demi tahun berlalu, Dewi dan kelompoknya semakin berani mengambil emas lebih banyak. Tanpa ada yang mengawasi, mereka merasa aman dan terus menumpuk kekayaan pribadi.

Namun, suatu hari, kerajaan mengalami krisis.

Emas semakin habis, ekonomi kerajaan mulai runtuh, dan raja akhirnya menyadari bahwa ada sesuatu yang salah.

Saat itulah ia menyesali keputusannya mengusir sang konsultan. Tapi semuanya sudah terlambat.

Raja tidak punya cukup bukti untuk menangkap Dewi dan kelompoknya. Mereka telah menghilangkan jejak selama bertahun-tahun.

Satu per satu, para pencuri menghilang dari kerajaan, membawa emas mereka ke negeri lain.

Kerajaan pun perlahan runtuh, bukan karena musuh dari luar, tetapi karena pengkhianatan dari dalam.

Pesan dari Cerita Ini

Kadang, yang terlihat setia bukan berarti jujur. Loyalitas tanpa kejujuran bisa berujung pada kehancuran.
Orang yang baru masuk dan berusaha membenahi sesuatu sering kali dianggap sebagai ancaman oleh mereka yang sudah nyaman dalam kecurangan.
Fitnah adalah senjata paling ampuh untuk menjatuhkan orang yang benar, terutama jika dilontarkan oleh seseorang yang sudah dipercaya lama.
Namun, kebenaran tetaplah kebenaran. Mungkin bisa ditutupi untuk sementara, tapi pada akhirnya akan terbongkar juga.

Hati-hati terhadap "Dewi" dalam dunia nyata. Mereka bisa ada di mana saja—di kantor, di organisasi, bahkan di pemerintahan.

Share this:

Komentar Anda

Jadilah yang pertama dalam memberi komentar pada berita / artikel ini
Silahkan Login atau Daftar untuk mengirim komentar
Disclaimer

Member Menu

Tentang Kami

Director of Setianing Rahayu & Partner (SRP) (A brand of CV. Rahayu Damanik Consulting, Indonesia) Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Welcome to Setianing Rahayu & ... Lihat selengkapnya
  • Alamat Kami:
    Cibinong
  • 085210254902 (Telkomsel ) 087874236215 (XL)
  • konsultanpajakrahayu1@gmail.com
Developed by Naevaweb.com