Bangun Rumah Pakai Tukang Abal-Abal"
Bayangkan seorang pengusaha ingin membangun rumah. Dia tahu bahwa membangun rumah butuh perencanaan yang matang, material berkualitas, dan tenaga ahli yang kompeten.
Awalnya, dia berniat mencari arsitek dan kontraktor profesional, tetapi setelah melihat biaya yang dianggapnya mahal, dia berubah pikiran.
Apa yang dia lakukan?
Dia mencari tukang bangunan dari iklan di internet tanpa mengecek latar belakangnya.
Dia memilih yang paling murah, tanpa tahu apakah tukang itu punya pengalaman atau hanya asal klaim bisa membangun rumah.
Tukang tersebut menjamin bahwa rumahnya akan berdiri dengan baik, tetapi tidak pernah menunjukkan desain, material, atau laporan pengerjaan.
Akhirnya, rumah itu memang selesai dibangun, tetapi ada yang janggal:
Dari luar, rumahnya terlihat bagus—seperti tidak ada masalah.
Saat diperiksa, pondasinya rapuh, banyak retakan, dan struktur bangunan tidak kuat.
Rumah itu hanya bertahan sebentar sebelum akhirnya mulai roboh sedikit demi sedikit.
Apa akibatnya?
Pengusaha itu terpaksa mengeluarkan uang lebih banyak untuk memperbaiki kerusakan yang seharusnya tidak perlu terjadi.
Rumah yang seharusnya nyaman malah menjadi sumber masalah dan stres.
Akhirnya, dia harus memanggil arsitek dan kontraktor profesional untuk membereskan kesalahan yang dibuat tukang abal-abal tadi—tentu saja, dengan biaya yang lebih besar.
Komentar Anda