5. Selisih Laporan Keuangan vs SPT

Artikel Indonesia

Laporan keuangan komersial sering berbeda dengan laporan fiskal (SPT). Perbedaan ini wajar, namun jika tidak dijelaskan dengan baik, DJP dapat menganggap adanya ketidakwajaran.

Studi Kasus:
Sebuah perusahaan publik di sektor telekomunikasi melaporkan laba bersih Rp 4,2 triliun di laporan keuangan audited, tetapi dalam SPT hanya Rp 2,9 triliun. Selisih Rp 1,3 triliun ini membuat DJP menerbitkan SP2DK. Setelah dijelaskan, perbedaan berasal dari koreksi fiskal atas biaya penyusutan dan cadangan piutang yang tidak diakui fiskus. Namun, karena dokumentasi rekonsiliasi tidak rapi, DJP tetap melanjutkan ke pemeriksaan formal.

Pelajaran: rekonsiliasi fiskal yang jelas dan terdokumentasi rapi sangat penting untuk menghindari pemeriksaan. Rahayu & Partner membantu perusahaan menyusun working paper rekonsiliasi agar siap ketika DJP meminta klarifikasi.

English Version

Differences between commercial financial statements and tax returns (SPT) are common, but if not properly documented, they may raise red flags with the DGT.

Case Study:
A listed telecommunications company reported IDR 4.2 trillion in audited net profit, but its tax return only showed IDR 2.9 trillion. The IDR 1.3 trillion gap triggered an SP2DK from the DGT. Upon clarification, the difference stemmed from fiscal adjustments related to depreciation and uncollectible receivables not recognized for tax purposes. However, due to poor documentation of the reconciliation, the DGT proceeded with a full audit.

Lesson: Clear and well-documented fiscal reconciliation is critical to avoid tax audits. Rahayu & Partner assists companies in preparing detailed reconciliation working papers to satisfy DGT inquiries.