Mengatasi Suku Bunga Rendah: Mengapa Surat Berharga Negara (SBN) Menjadi Pilihan Menarik untuk Kaum Milenial?

Selama pandemi, pengeluaran masyarakat berkurang karena harus tinggal di rumah. Ini mendorong budaya menabung di kalangan masyarakat Indonesia, terutama kaum milenial, yang mulai menaruh perhatian pada investasi. Namun, setelah munculnya investasi bodong berkedok saham, banyak yang khawatir terhadap investasi.

Sebagai alternatif, banyak orang memilih menyimpan uang tabungan di bank karena kebiasaan, keamanan, dan fleksibilitasnya. Namun, mereka mungkin tidak menyadari bahwa suku bunga tabungan di bank saat ini hanya sekitar 0 persen. Bahkan bank-bank besar seperti BNI, BCA, Bank Mandiri, dan Bank Danamon juga menerapkan suku bunga rendah ini.

Hal ini menjadi masalah, terutama bagi kaum milenial yang kesulitan berinvestasi karena bunga rendah. Untungnya, pemerintah mendukung investasi kaum milenial melalui Surat Berharga Negara (SBN) dengan berbagai jenis, termasuk fixed rate dan floating rate.

SBN menawarkan beberapa keunggulan, seperti jaminan pemerintah 100 persen, biaya administrasi rendah, dan tarif bunga yang kompetitif. Selain itu, SBN dapat dibeli dengan jumlah minimal yang terjangkau dan mudah dijual kapan saja.

Dalam hal perpajakan, tarif pajak SBN tahun 2022 turun menjadi 10%, yang lebih rendah dibandingkan dengan tabungan deposito yang dikenai tarif 20%. Ini membuat SBN menjadi alternatif investasi yang menarik.

Pemerintah telah mempermudah pembelian SBN melalui aplikasi mitra distributor, dan ada juga pilihan SBN syariah. Meskipun ada beberapa keterbatasan, pemerintah berharap masyarakat akan bijak dalam berinvestasi dan berkontribusi pada negara melalui pembayaran pajak.